Feeds:
Posts
Comments

Archive for January, 2014

Kip Positif. Bi Positif.

 

Uang hilang, di perjalanan pulang. Entah dicopet. Entah jatuh.

 

Lalu harus apa? Harus panik? Nangis? Marah-marah sama yang nyopet? Menyesali keteledoran? Berpikir keras di mana jatuhnya mungkin? Kembali menelusuri jalan-jalan yang dilalui?

 

Apakah di saat seperti itu tidak tertarik belajar tentang doa? Belajar tentang keyakinan? Belajar tentang tauhid? Belajar tentang keesaan Allah? Bahwa bukan duit yang bisa membuat kita pulang. Melainkan Allah. Kita ini pemakan rizki. Bukan pemberi rizki. Pemberi rizki, adalah Allah. Tetap Allah. Hanya Allah. Harusnya tidak soal ada duit atau tidak ada duit. Yang jadi soal itu kalau tidak ada Allah.

 

Tetap positif. Dan jadilah yang positif.

 

Belajar untuk menarik nafas sebentar, kuasai diri. Katakan, “Makasih ya Allah. Akhirnya saya bisa belajar untuk tidak merasa kehilangan. Bukan dari saya koq uangnya. Dari Engkau. Saya tidak akan pernah merasa kehilangan, jika tidak merasa memiliki. Kakiku punya-Mu. Langkahku, punya-Mu. Pergi dan pulang, adalah Izin, Kuasa, dan Kehendak-Mu. Bukan karena uang saya bisa pergi dan pulang. Tapi semua karena Engkau.”

 

Mending menepi sebentar. Kalau ada waktu, cari mushalla. Cari masjid. Sempatkan shalat sunnah taubat, dan berdoa. Jika di pagi hari, bisa tambahin shalat dhuha. Atau minimal berdoa. Sampaikan dengan ketawadhuan, bahwa jika ada kesalahan sepanjang pagi, siang, atau sore, yang dengannya Allah menegur, sampaikan kita minta maaf kepada Allah. Dan berdoalah. “Yaa Allah, Engkau tahu tujuanku. Engkau tahu kesulitanku. Engkau yang paham saya musti gimana… Bimbinglah saya ya Allah. Berikanlah saya petunjuk.”

 

Setelah itu? Ya jalan aja pulang.

 

Jalan? Ngaco. Jauh.

 

Yah, buat apa pasrah? Buat apa doa? Yakin dong.

 

Ya tapi jauh?

 

Belom jalan udah bilang jauh.

 

Jalan aja dulu.

 

Bangun aja dulu.

 

Melangkah aja dulu.

 

Keajaiban akan terjadi.

 

Banyak koq cerita.

 

Ada yang mengisahkan kepada saya. Hilang uang di terminal. Beliau lalu coba shalat di masjid yang tenang. Masjid yang jauh dari keramaian. Ada di perkampungan di deket terminal tersebut. Bukan masjidnya terminal. Dia shalat di sana. Dan berdoa di sana.

 

Selepas berdoa, bergegas keluar. Ga tau mau apa. Pokoknya ya keluar aja. Kalau harus jalan pulang, ya pulang saja. Begitu mau keluar, ada rombongan jenazah masuk. Rupanya, ada jenazah yang mau dishalatkan. Dia ikut shalat jenazah bersama orang-orang kampung. Selepas shalat, subhaanallaah, keluarga jenazah ada yang memberinya uang. 100rb! “Sedekah dari kami, keluarga mayit, supaya pahalanya buat mayit,” begitu kata si pemberi.

 

So?

 

Think.

Read Full Post »

Kabar Gembira

Judul materi :

Kabar Gembira

 

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Kami milik Allah, dan kepada-Nya kami semua kembali. Mereka itulah yang mendapat shalawat dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Qs. al Baqarah 155 – 157).

 

 

 

Jadi orang itu, enak banget kalo positif terus. Ga negatif.

 

Ada banyak orang yang setengah-setengah. Setengah positif, setengah negatif. Ada yang POL positif. Ada yang POL negatif.

 

Kalo bisa, positif terus jadi orang. Jangan pernah negatif.

 

Allah saja di dalam al Qur’annya Surah al Baqarah 155, memakai kata-kata: Wa-basy-syir. Berikanlah kabar gembira. Yakni ketika menyebut kita semua akan diuji dengan ragam ujian, Allah justru bilang, berikanlah kabar gembira…

 

Artinya, memang tidak pantas berduka. Lebih layak bergembira.

 

Buat siapa kabar gembira itu? Buat mereka yang bersabar. Wabasy-syirish-shobiriin. Dan berilah kabar gembira buat mereka yang sabar.

 

Di ayat 156 nya Allah mewakilkan keuntungan buat mereka yang bersabar dengan 3 kegembiraan, dengan 3 hadiah. Yang pertama, dapet shalawat. Yang kedua, dapet rahmat. Yang ketiga, dapet petunjuk.

 

Insya Allah besok saya lampirkan artikel tentang ujian atau azab yang dengan izin Allah pernah saya tulis di buku saya terdahulu, supaya saya dan Saudara-Saudara semua bisa belajar kembali tentang makna ayat ke-155 s/d 157 surah al Baqarah. Tentang musibah dan kabar gembira.

 

Saya lampirkan pula besok, audio video wawancara saya di televisi ketika saya diwawancarai pasca “kabar gembira” kebakaran.

 

Silahkan didownload nanti ya, dan pelajari. Terima kasih ya.

 

 

 

Kip positif.

 

Be positif.

Read Full Post »

Punya Allah

Punya Allah

 

29 Dzulqo’dah 1434, bertepatan dengan Jum’at 4 Oktober, sore hari, Daqumart, minimartnya santri-santri, terbakar atas izin Allah. Apinya cepat sekali menyambar ke saung-saung yang lain. Sederet saung, habis. Saung-saung itu dipakai untuk kelas-kelas tahfidz intensif buat santri-santri Daarul Qur’an.

 

Beberapa kalimat, terucap:

 

INNA LILLAAH wa-innaa ilaihi rooji’uun. Semua milik Allah, atas Kehendak Allah. Pasti yang terbaik kalo dari Allah. Lagi pun jangan sampe merasa ada yang bangun tuh saung-saung. Saung-saung itu ada sebab Allah. Ga ada daya upaya dari kita. Kecuali mengikhtiarkannya saja. Juga jangan merasa punya. Terhadap apa saja di dunia ini, jangan merasa memiliki. Saat diambil kembali oleh Allah, ya ga merasa apa-apa.

(more…)

Read Full Post »